twitter
rss

foto horizontal

Parang Salawaku
Parang dipegang di tangan kanan, melambangkan keberanian. Sedangkan salawaku di tangan kiri melambangkan perjuangan untuk mendapat keadilan. Bagi rakyat Maluku, parang dan salawaku adalah simbol kemerdekaan rakyat.
Dulu, parang dan salawaku digunakan untuk berperang. Tahu, kan, Kapitan Pattimura? Ketika berperang melawan penjajah Belanda, dia dan para prajuritnya menggunakan sepasang senjata ini. Konon, salawaku yang dipakai oleh para prajurit Kapitan Pattimura sudah diberi mantra khusus sehingga tidak akan tembus  oleh peluru musuh. Maka, mereka pun dengan gagah berani menentang sang penjajah.
Parang dibuat dari besi sepanjang sekitar satu meter yang ditempa. Pegangannya dibuat dari kayu besi atau kayu gapusa. Sedangkan salawaku terbuat dari kayu keras yang dilapisi warna hitam kemudian dihiasi kerang laut. Ada motif-motif tertentu yang melambangkan keberanian dalam hiasan ini.
Salawaku berbentuk ramping. Bagian atas dan bawah lebih lebar daripada bagian tengahnya. Sisi depan agak melengkung, dilengkapi dengan pegangan di bagian belakangnya. Warna hitam untuk melapisi salawaku terbuat dari getah akar berbagai jenis tanaman.  
Kini, parang salawaku menjadi salah satu kerajinan khas Maluku. Selain menjadi pajangan, parang salawaku menjadi pelengkap untuk pakaian para penari, termasuk Tari Cakalele. Parang salawaku juga digunakan untuk upacara perkawinan.
Masyarakat Pulau Kakara di Kepulauan Maluku banyak yang menjadi pengrajin parang salawaku. Parang salawaku yang mereka buat cukup terkenal keindahannya di Maluku.


0 komentar:

Posting Komentar