Dalam budaya Jawa tradisional keris tidak hanya dianggap sebagai senjata tradisional yang memiliki keunikan bentuk dan pamor. Keris dianggap sebagai kelengkapan budaya spiritual. Keris adalah senjata tradisional Jawa sekaligus perlambang kejantanan seorang pria. Secara simbolik keris melambangkan kedewasaan, keperkasaan dan kejantanan.
Seorang pria Jawa tradisional harus tangguh dan mampu melindungi diri, keluarga, atau membela negara. Pada masa lalu, keris juga dipakai sebagai simbol identitas diri, baik itu untuk diri sendiri, keluarga, atau klan. Keris tersebut memiliki ciri khas yang melambangkan kelebihan kepribadian atau karakter mereka dalam masyarakat luas.
Dahulu kala di zaman kerajaan-kerajaan, tanda mata paling tinggi nilainya adalah keris. Keris merupakan pemberian paling berharga dari seorang Raja Jawa kepada para perwiranya atau abdi dalem. Dalam lingkungan kerajaan keris bisa menjadi simbol kepangkatan.
Keris seorang raja berbeda dengan keris perwira atau abdi dalem bawahannya. Tidak hanya bilah kerisnya saja yang berbeda tapi juga detil-detil perhiasan perangkat pelengkapnya pun berbeda. Keris tidak hanya terbuat dari besi baja, besi, dan nikel, tapi juga dicampur dengan batu meteor dan disertai doa kepada Sang Pencipta.
Keris dipercaya pula memiliki kekuatan magis karena doa yang diberikan seorang empu atau pembuat keris.