Awan Cumulonimbus menjadi perbincangan hangat pasca tragedi Air Asia QZ8501. Salah satu spekulasi penyebab jatuhnya Pesawat yang mengakut 155 penumpang dari Surabaya menuju Singapura itu akibat terjebak dalam Awan Cumulonimbus.
Pesawat AirAsia diduga melakukan manuver mendaki tajam sebelum akhirnya jatuh. (Baca juga Kehebatan Awan Cumulonimbus)Ternyata, Allah SWT sudah menyebutkan tentang kehebatanAwan Cumulonimbus dalam Al Quran surat An Nuur : 43)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yangdikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan,”(QS An-Nuur : 43).
Subhanallah, itulah salah satu keistimewaan Al Quran. Bagaimana tidak, Nabi Muhammad SAW 1400 tahun silam tanpa pesawat, tanpa satelit dan tanpa teropong, tanpa teknologi justru dapat menjelaskan jenis awan Cumulonimbus sebagaimana yang tertulis dalam kitab Al-Quran.
Menurut keterangan Pakar dirgantara, dalam awan Cumulonimbus terdapat butiran es yang menyebar, dan badai petir yang mengkilat, kalau butiran es itu masuk ke engine maka dapat menyebabkan enginemati. Bahkan disebutkan juga oleh Pakar uji terbang dari Flight Focus Setyo Soekarsono bahwa pesawat tidak akan bertahan di dalam pusaran awan cumulonimbus yang sangat dingin dan bermuatan petir. Pesawat yang terjebak awan cumulonimbus akan kehilangan ketinggian dengan sangat cepat. Ia mengibaratkan pesawat di dalam awan cumulonimbus layaknya kertas yang diombang-ambing angin.
Subhanallah, tak habisnya saya memuji kekuasaan dan kebesaran-MU. Semoga kejadian ini membuat kita menjadi insan yang lebih taat dan bertaqwa kepada Allah Subhanallahu wa taála. Amiin.